Selasa, 17 Maret 2009

every end has a new beginning

Beberapa tahun yang lalu ketika saya masih smp, kakak saya sering menceritakan tentang teman-teman kelasnya yang selalu membuatnya tertawa. Ada 2 orang dari mereka yang bisa mengendarai mobil sendiri dan sering kali ke sekolah. tapi kata kakak saya salah satu dari mereka lebih mahir karena bisa mengendarai transmisi automatic ataupun manual. Ia juga yang membawa kakak saya cabut dari sekolah untuk pergi ke Bandung. Saya sangat tertarik karena saya ingin bisa mengendarai mobil seperti layaknya dia.
Ketika di SMA saya baru dapat mengingatnya, ia bernama Kak Yurike. Ia mangikuti ekskul Drum Band dan menjadi Colour Guards. Hampir setiap hari saya melihat dia tertawa dan beraktifitas di koridor kelas saya. Mengemudikan mobil yaris birunya dengan adiknya di sisi kiri dan ia sebagai pengemudi. Memarkir mobil nya di dekat kali sebelah pos satpam. Mengunjungi kelas saya untuk bertemu dengan Mila, anaknya. Melihatnya menggunakan tas biru muda senada dengan warna mobil.
Sabtu malam ketika saya tertidur, terdengar suara kaget dan sedikit isakan tangis dari kakak saya. Sebuah kabar mengatakan ia sedang terbaring koma melawan entah penyakit apa yang di deritanya. Belum ada hal yang jelas dari kabar sakitnya. Hari terus berjalan menjadi malam dan sudah banyak cerita dari mereka yang telah menengoknya di hari Minggu. Kondisinya sangat lemah dan tak banyak hal yang bisa ia lakukan. Tubuhnya terpasang alat untuk menopang kehidupan. Senin adalah hari sekolah dan seluruh sekolah sudah memikirkan bagaimana keadaan dirinya. Banyak yang menitikan air mata dan mengucap doa untuk segala kebaikannya. Saya mencoba membuka profile facebooknya dan dukungan dari teman-teman tidak ada habisnya. Semua mengharapkan ia kembali pada kami bila itu yang terbaik.
Hari ini hari Selasa, saat terhening ketika pulang sekolah. Belum pernah saya merasakan koridor sesepi dan sehening ini. Pintu kelas mulai terbuka satu persatu dan terdengarlah isak tangis kesedihan. Tidak ada yang berwajah segar ataupun tersenyum, sinar matahari terik mengeringkan air mata mereka dengan cepat. Nama kak Yurike terdengar berulang-ulang dalam tangisan dan pelukan. Kak Yurike sudah tenang dan bahagia dengan jalannya sendiri, tidak ada yang tahu hari esok. Tapi Tuhan telah menuliskan jalan terbaik untuk kita semua, tidak ada yang bisa merubahnya.
Selamat jalan kak Yurike.......................